PROFIL PERGURUAN BAYU SUCI

Manusia merupakan susunan fisik (raga), pikiran (akal ) dan jiwa (mental/spiritual), oleh karena itu manusia sehat ketika ketiga bagian itu selaras dan seimbang. Pikiran sehat tercermin dari cara dan jalan berpikir, Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya. Dalam mencapai keselarasan dan keseimbangan olah fisik, olah pikiran dan olah jiwa menjadi sesuatu yang niscaya.

Keluarga Bayu Suci sebagai lembaga independen hadir dengan konsep keselarasan dan keseimbangan fisik, pikiran, dan jiwa. Untuk mencapai itu, perguruan ini memadukan keilmuan klasik dan modern, seperti silat fisik, jurus pernafasan, meditasi, spiritual serta membekali murid-muridnya dengan NLP dan Hypnosis.

Kenapa keluarga? Karena Bayu Suci bukan hanya orang-orang yang berkumpul dalam satu wadah semata, namun orang-orang ini diikat dengan pengertian dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

Atas dasar melestarikan ajaran dan keilmuan keluarga serta menciptakan generasi yang intelek dan mencintai seni, Noeryanto A. Dhipuro mendirikan perguruan ini pada tanggal 06 Juni 2006 di ( 06/06/06 ) Semarang. Tanggal ini juga bertepatan dengan tanggal lahir tokoh nasional pendiri bangsa yaitu Soekarno, ia adalah sosok idola dan panutan guru besar dan pendiri perguruan ini dalam hal spiritual dan intelektual. Angka enam pada tanggal, bulan dan tahun jika ditambahkan berjumlah delapan belas, delapan belas adalah pecahan dari tujuh belas ditambah satu. Tujuh belas adalah jumlah shalat wajib tiap hari sedangkan satu sebagai symbol individu yang menghamba kepada Tuhan. Oleh karena itu, ilmu-ilmu yang diajarkan di Bayu Suci sebagai penopang untuk mencapai tatanan spiritual yang lebih tinggi. Selaras dengan tujuan penciptaan manusia yaitu untuk menghamba kepada Tuhan.

Aliran silat dan beberapa keilmuan di Bayu Suci banyak dipengaruhi dari Makasar dan Ponorogo, ini dikarenakan pendiri merupakan keturunan dari dua daerah tersebut. Dari wengker (ponorogo) ia mewarisi jurus klasik singo barong dan songgo langit. Sedangkan dari makasar ia lebih banyak mewarisi jurus-jurus pernafasan. Adapun background pesantren pendiri memberikan sentuhan pendidikan dengan model klasik dengan bungkusan modern.

Salah satu tolak ukur pembelajaran ditentukan dengan tingkatan anggota. Pertama Murid Luar, yaitu anggota yang datang untuk belajar ilmu sesuai kebutuhan, kedua Murid Dalam yaitu anggota yang terdaftar dan belajar sesuai kurikulum, ketiga Murid Keluarga yaitu anggota yang memiliki spesialisasi keilmuan tertentu dan diberi kewenangan untuk mengembangkan keilmuan diluar organisasi. Sekarang Bayu Suci semakin berkembang di Kota Malang dalam bimbinga GURU Noeryanto A Dhipuro.
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SILAT BAYU SUCI - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger